Mawar, Ada pada sebagian dirimu. Dan 15 Maret adalah muara tulisan kita tentang Mawar dan Daisy. Malam di mana suaramu nyaring berbalut ceria dari seberang pulau. Suara yang tak bermanja juga suara yang tak bertegas. Suara dengan nada sempurna prinsip. Suara yang tawanya selalu melipat-lipat rerindu setiap malamnya. Ini tentang suaraku, suaramu, janji kita, pada 15 Maret. Saat memikirkan 15 Maret malam itu. Aku berfikir bagaimana cara menulisnya? Apa yang harus kukatakan tentang Mawar?
Aku harus memulai dengan kalimat yang bagaimana? Nyatanya, aku harus pertanggungjawabkan bahwa Mawar, ada pada sebagian dirimu, seperti kataku malam itu.
"Sebenarnya kau Mawar atau Kunang-kunang?"
"keduanya, Kak"
"Adakah yang lebih dominan dari keduanya?"
"Menurut kakak, saya seperti apa?"
"Mawar! Perempuan Mawar"
"Kenapa?"
"karena diammu seperti duri Mawar"
(kau tau keadaanku pada saat menjawabnya, aku malu, tapi yakini itu)
"Bagaimana lagi?"
"tunggulah di 15 Maret untuk jawabanku"
15 Maret di waktu akhir. Mencoba menjabarkannya lewat tulisan sederhanaku, tentang Mawar dan Perempuan Mawar. Sebelumnya, entah apa yang membuatku begitu yakin bahwa kau terlahir sebagai perempuan Mawar.
Inilah, Mawarmu...
Mawar; tidak sembarang memberi wewangian yang bersembunyi di dasar putiknya, selalu berlaku anggun mengembangkan kelopak2 yang rerupa warnanya dengan sabar, Menggenggam janji pada setiap yang berjanji. Hingga mencipta sebelum kembang, duri-duri penjagaan yang kusebut ...
yang kusebut"Romansa Diam" Mawar yang ada pada sebagian dirimu. Memberi cinta dalam setiap ramuan-ramuan tulisan yang kau cipta, yang mengembangkan senyum-senyum lewat kelopak-kelopak yang mewarna.. Dan duri-duri penjagaan menjadi kesyukuran pada setiap diam yang isyarat dalam ketenangan. Kau percaya, bahwa Mawarmu, akan terus bermekar setelah keringnya, terus bermekar, bermekar, bermekar, sepanjang musim kehidupanmu.
Kau percaya, seperti Mawarmu...
Flo, Mawarku Cantik.
---
Untukmu dk, yang menunggu jawabanku selama 20 hari kurang lebih.
Sabarmu, janji yg kau lunasi, adalah genggaman kepercayaanku bahwa dalam Diam durimu, kau memiliki kekuatan menebar wewangian setiap kelopakmu mekar.
Ini yg dapat kutliskan untukmu.
Adikku Sayang.
Flo.
From Riyadhus Shalihin
Komentar
Posting Komentar