Seriel Drama Abad Kejayaan, Sejarah Pincang


(Sumber: Google)

Abad Kejayaan atau dikenal sebagai King Suleiman. Sebuah serial drama yang ditayangkan oleh ANTV, 22 Desember 2014 silam. Drama ini merupakan hasil adaptasi dari novel karya Colin Falconer yang berjudul The Sultan’s Harem. Bercerita tentang salah satu sultan pada masa Khilafah Utsmaniyah yaitu Sultan Suleiman Qanuni. Namun lebih menitikberatkan pada kisah salah satu istri Sultan Suleiman, Alexandra. Dalam drama ini, ceritanya bermula dengan naik tahtahnya Sultan Suleiman menjadi raja untuk menggatikan ayahnya (Selim I) yang meninggal. Sultan Suleiman digambarkan percaya diri, bijaksana dan penuh ambisius. Pada episode yang sama, dimunculkan pula selir Sultan, Alexandra. Seorang wanita yang keluarganya dibunuh oleh Tatar ketika sedang menyerang Ruthenia yang kemudian menjadi budak Sultan.

Malang, pada tanyangan perdananya, drama ini menuai kontroversi. Alih-alih mendapat pujian, malah celaan. Salah satunya dikarenakan dari trailer-trailernya yang bermasalah. Pemain wanita tampil tanpa kerudung, adegan Sultan Suleiman tidur tanpa baju, serta kondisi para harem yang cantik dan seksi. Sehari selepas penanyanganya, drama ini langsung dikritik keras oleh netizen (pengguna media sosial).

Seperti yang dilontarkan salah seorang di Twitter, “Film serial KING sulaiman… pelecehan kepada golongan tertentu ANTV Telah menyakiti sbagian besar penduduk Indonesia…. penyesatan sejarah. DISTORSI sejarah ISLAM dg melecehkan para khalifah yg baik,”

Begitu juga dengan seorang muslimah Indonesia yang kini bermukim di Polandia, Raidah Atirah, membuat tulisan mengenai ketidaksesuaian drama ini dengan aslinya. Berikut ini tanggapan Raidah Atirah mengenai drama tersebut, “Saya sudah nonton semua episode film ini. Cukup sulit membedakan mana fiksi mana fakta. Sejarah King Suleiman yang sudah ganti nama menjadi "Abad Kejayaan" ini bisa mengakibatkan distorsi sejarah. Mengingat film ini pun tak cocok untuk anak-anak.”

Meskipun drama ini sukses menarik perhatian sebanyak 60 negara. Sayangnya, di negara asalnya sendiri, Turki, drama ini ditolak mentah-mentah penanyangannya. Presiden Turki Racep Tayyep Erdogan juga ikut mengecam drama ini. Dikarenakan pesan dalam drama tersebut memutarbalikkan fakta dan secara jelas merusak citra Daulah Ustmaniyah sekaligus citra Islam.

Sebelumnya perlu diketahui, dalam masa pemerintahan Sultan Suleiman Qanuni pemerintahan Utsmani mencapai puncak keemasaannya. Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi (Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah) mengatakan, di masa itu wilayah Utsmani meluas sedemikian rupa, melebihi wilayah-wilayah yang dicapai oleh sultan-sultan sebelumnya. Kekuasaannya pada waktu itu menjangkau tiga benua, Asia, Afrika dan Eropa.

Selain daripada itu, sosok salah satu istri Sultan, Alexandra juga memiliki peran besar terhadap pemerintahan Utsmani. Meskipun banyak yang kurang tahu termasuk penulis sendiri. Alexandra Lisowska merupakan anak seorang pendeta Kristen Ortodoks. Selain bernama Alexandra Lisowska dia juga dikenal—menurut tradisi Kristen Ortodoks—bernama Anastasia Lisowska, juga dikenal sebagai La Rossa atau Roxelana. Dia adalah permaisuri yang paling dicintai dan istri sah dari Sultan Suleiman dari Dinasti Turki Usmani/Ottaman Empire. Alexandra adalah salah satu wanita yang paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah Ottoman dan tokoh terkemuka. Dia adalah Haseki Sultan (istri kepala Sultan) ketika suaminya, Suleiman I, memerintah sebagai sultan Ottoman. Dia mencapai kekuasaan dan mempengaruhi politik Kekaisaran Ottoman melalui suaminya dan memainkan peran aktif dalam urusan Kekaisaran Utsmani di masa itu.(Islampos)

Setelah melihat banyaknya hal yang dipelintir dalam seriel drama ini menjadikan kita tak sembarang mengambil referensi mengenai sejarah. Seperti yang dikatakan oleh Taqiyuddin an-Nabani dalam bukunya Peraturan Hidup dalam Islam, bahwa mengambil sejarah sebaiknya diseleksi secara kritis dan teliti, sehingga kita tidak sampai memperoleh gambaran yang buruk. Kita telah mengetahui bahwa seriel drama ini hanya hasil adaptasi dari sebuah novel, oleh karena itu ada baiknya kita membaca dulu sejarah aslinya. Jangan sampai Abad Kejayaan ini memberikan kita pemahaman sejarah yang kurang, alias sejarah pincang.


Komentar