Sepucuk surat untuk Perempuan Mawar
Teruntuk Adikku sayang; Mawar yang Selalu Mekar.
Assalamualaikum wr wb…
Assalamualaikum wr wb…
Di malam yang tidak berbintang dan sunyi yang menguap semoga engkau tertidur lelap.
Maaf karena tidak di sampingmu saat ini..
Mawarku yang indah, angin memang terkadang berhembus tidak sejalan dengan harapan. Ia bisa tiba-tiba dapat menggugurkan kelopakmu kapan saja.. tidakkah engkau merasa akan lebih kuat untuk terpaan selanjutnya? Iya. Betul. Angin itu ingin memberikan pesan padamu, mawarku sayang.. bukankah mawar belum dapat disebut kokoh sebelum mendapat terpaan? Angin mengirim pesannya kadang lewat sebuah kejutan yang tentunya dengan izin-Nya.
Mawarku yang damai, semalaman ini di celah penyusunan Karya Tulisku. Naskah kebut semalam. Kucari cari gambar ladang mawar yang sekiranya mampu menggambarkan sosokmu.. Namun hingga subuh ini, belum juga ada. Kau terlalu indah dibanding mawar sesungguhnya..
Seperti kata pepatah. Semakin tinggi engkau tumbuh juga akan semakin kencang angin menerpa. Barangkali kalimat ini pernah terbersik di benakmu; “Mengapa aku? Haruskah secepat ini?” Kurasa Dia telah memilihmu, Mawarku yang Indah..
Bukankah untuk menjadi seorang Puteri di sebuah Kerajaan ia harus berjuang dahulu? Pernah nonton Barbie kan? hehe Barangkali itu sama denganmu, Adikku sayang.. Ia mendidikmu sebelum akhirnya menjadi Bidadari dengan cara ini…
Mawarku yang manis, percayakan? Ada rencana indah yang telah Ia persiapkan untuk sosok Mawar kokoh sepertimu.. Berjuang dengan kekokohan aqidah sebuah dien yang tengah menjadi minoritas di kalangan penganutnya sendiri.. Berjalan lurus walau semua orang berbalik.. tetap menyeru walau sebagian besarnya bahkan hampir semua menutup telinga rapat-rapat.. Karena keyakinan dan kekokohanmu..
Mawarku yang indah.. Kuyakin, kebahagiaannya adalah ketika anaknya menjadi seorang wanita shalihah.. Seseorang yang selalu berkiblat pada dua perkara yang ditinggalkan Rasul kepada umatnya; Al-Qur’an & As-Sunnah.. pada dua perkara yang ketika seseorang berkiblat padanya akan menjadi pemenang kehidupan sesungguhnya..
Kesyukuran terbesarnya adalah ketika melihat engkau tetap taat dan merelakannya.. Merelakannya untuk beranjak lebih dulu meninggalkan bumi yang semakin menua dengan semua kenimatan sesaat menuju sebuah kenikmatan yang kekal.
Adikku sayang, sekarang adalah waktumu, untuk beranjak dari kenangan beralih pada sebuah penghidupan.. Umat membutuhkan sosok Mawar sepertimu, Dik..
Sosok Mawar yang Selalu Mekar..
Salam Manis, Geng Imuts scm
Senyuuumnya mana Ria?
Dari Wahyuni Einstein
Komentar
Posting Komentar