(Sumber: Google)
…I didn’t say goodbye, I didn’t say anything, I just walked away.
Bahkan kau pun juga pergi tanpa pamit kepadaku. Meskipun hari itu nomor ponselmu tidak aktif bukan menjadi alasan, tetapi FB, BBM, WA, kini kau menutupnya seolah sengaja menepikan diri. Kali ini aku sulit menerima alasan kesibukan dengan seabrek aktivitasmu. Bukankah ini sebuah kesibukan terencana, Ray? Aih, barangkali saja aku yang tidak peka terhadapmu. Setelah jarak membentang terlalu luas barulah aku menyadari, kau telah hilang. Pergi…
Maaf..
Jangan jadikan keterlambatan ini berakhir penyelasan terlalu lama, Ray.
Bagaimana kabarmu di sana? Sehatkah? Apakah setiap hari kau masih setia mengayuh sepedamu, menyapa matahari pagi? Betapa rindu aku mendengar ceritamu, terlebih mendengar suaramu bernyanyi. Kiriman foto-fotomu, kiriman lukisan mawarmu, mengapa mendadak kau menghentikannya, Ray?
Ray, aku rindu! Dan, tahukah kembali aku menemukan kehilangan lagi. Ya, kehilangan Peri Garbera-ku. Peri yang selalu tahu membuatku tertawa lebar. Bukan hanya aku, tapi kami. Ya, kami merindukanmu di sini. Bagaimana cara kami mengetahui keadaanmu bila semua pintu kau tutup. Kuharap kau tidak bermain sembunyi-sembunyi terhadap kami.
Datanglah segera Ray, sebab kami menunggumu. Selalu…
Untukmu Peri Garbera, yang kurindukan.
Komentar
Posting Komentar